Archive for the ‘SAINS’ Category

Seperti yang kita ketahui,Para Dinosaurus pertamakali muncul 228 juta tahun silam , dan mereka bertahan hidup dengan waktu yang sangat lama hingga sekitar 65 juta tahun yang lalu.(Sebagai perbandingannya,manusia muncul sekitar tiga juta tahun yang lalu)
Era ketertarikan pada Dinosaurus dimulai pada tahun 1820-an , ketika seorang pendeta, William Buckland dan seorang ahli fisika , Gideon Mantell secara terpisah menemukan beberapa tulang aneh dan sangat besar di pertambangan Inggris bagian selatan.
Pada tahun 1842,seorang ahli anatomi Inggris , Richard Owen, mengusulkan agar hewan raksasa yang telah punah ini sebaiknya diberi nama Dinosaurus , dari kata dalam bahasa Yunani yang berarti “Kadal yang menakutkan”.

Film pertama yang memunculkan dinosaurus adalah film tahun 1912 buatan D.W. Griffith dengan judul Man’s Genesis (Dinosaurusnya masih lucu-lucu disini,sama sekali ngga’ serem , coba cari infonya di Google).

Namun film Dinosaurus pertama yang paling menarik perhatian adalah Gertie the Dinaosaur , sebuah film animasi pada tahun 1914.

Sejak itu,dibuatlah ratusan film yang menampilkan dinosaurus , termasuk film menarik pada tahun 1966 yang berjudul One Million Years B.C. Ini film pertama yang menampilkan manusia hidup berdampingan dengan Dinosaurus.
Teman-teman masih ingat dengan film kartun The Flinstone?disana dikisahkan juga manusia hidup bersama dengan hewan-hewan ini.

Menurut para ahli , teori yang menyebutkan manusia pernah hidup sezaman dengan Dinosaurus itu tidak dapat dibenarkan sama sekali , karena semua ini hanyalah sebatas fantasi.
Dalam ilmu arkeologi memiliki banyak teknik penanggalan tersendiri,seperti teknik penanggalan radio karbon serta teknik penanggalan potasium argon.Kedua teknik penanggalan ini sangat dapat diandalkan dan akurat.

Semuanya menegaskan bahwa Dinosaurus punah 65 juta tahun yang lalu,pada saat itu manusia pun belum muncul.Jadi,jika kita tidak hidup bersama dinosaurus paling tidak kita hidup bersama keturunan dekat mereka.

Tapi,kali ini saya mau menunjukkan beberapa bukti yang barangkali bisa merubah pandangan para ahli-ahli dari berbagai disiplin ilmu tsb ada sebuah kemungkinan memang benar bahwa terdapat manusia modern yang pernah hidup sejaman dengan Dinosaurus.

Diatas ini adalah fosil jari manusia “modern” berusia lebih dari 100 juta tahun!!. Suatu temuan yang bisa dibilang sangat mengejutkan apabila kita lihat dari usia fosil tsb.
Jika kita lihat dari periode itu, berarti si manusia modern yang mempunyai jari ini memang benar-benar hidup sejaman dengan mereka para Dinosaurus.

“Doktor Brosshil, Ketua Fakultas Geologi, Institut Berry, Kentucky, Amerika Serikat pada tahun 1938 mengumumkan bahwa ia menemukan 10 jejak binatang yang menyerupai manusia di karang pasir pada zaman karbon. Foto mikroskop dan infra merah membuktikan, bahwa semua jejak ini adalah tercipta secara alami dari pijakan kaki manusia, dan bukan diukir oleh tangan manusia. Menurut perkiraan, batu-batu yang meninggalkan jejak kaki manusia ini sejarahnya diperkirakan telah mencapai 250 juta tahun lamanya.

Pada saat yang lebih awal lagi, ada orang di kota St.Loui, tepi sungai Mississippi, Amerika Serikat, pernah menemukan sepasang jejak kaki manusia di sebuah batu karang. Menurut penilaian ahli geologi, sejarah batuan ini kira-kira sudah 270 juta tahun lamanya.

Penemuan yang lebih unik lagi adalah Sumber Antilop di Utah, Amerika Serikat. Seorang penggemar bernama Missanter pada bulan Juni tahun 1968 menemukan beberapa bongkah fosil trilobite. Dia menceritakan bahwa di saat dia menggunakan palu geologi dengan ringan mengetuk untuk membuka selempengan batu, lempeng batu-batu terbuka sama seperti sebuah buku, dia dengan terkejut menemukan jejak kaki seorang manusia pada permukaan batu yang sedang menginjak trilobite pada bagian tengahnya, sedangkan kepingan batu yang satunya lagi juga hampir memperlihatkan bentuk jejak kaki yang sempurna, namun yang semakin membuat orang merasa heran adalah ternyata beberapa orang itu mengenakan sandal!

Kemudian, pada bulan Juli 1968, ahli geologi ternama Doktor Bedick berinisiatif pergi sendiri ke Sumber Antilop untuk melakukan penyelidikan, lalu menemukan lagi sebuah jejak kaki anak kecil. Pada bulan Agustus 1968, seorang pengajar di sekolah pemerintah di kota danau garam yang bernama Howard menemukan lagi dua jejak kaki manusia yang mengenakan sepatu di sebuah batuan yang sama yang mengandung fosil trilobite.

Trilobite adalah binatang samudera yang halus-kecil dan tidak memiliki ruas tulang belakang, satu spesies dengan udang dan kepiting. Waktu keberadaannya di bumi di mulai sejak 600 juta tahun yang lampau hingga punah pada 280 juta tahun yang silam”

Semakin membingungkan?

Mari kita bandingkan :
*Fosil pertama : Fosil Jari telunjuk manusia modern diatas berusia 100 juta tahun (periode ini sudah ada Dinosaurus)
*Fosil kedua : Fosil Jejak kaki manusia yang seperti menggunakan alas kaki diatas berusia 250 tahun (periode ini sudah ada Dinosaurus)

Perbandingannya Dinosaurus punah 65 juta tahun silam,berarti memang benar ada manusia yang pernah hidup sezaman dengan Dinosaurus dong?hahaha

Ok deh,mungkin ini bisa dikatakan sebagai suatu misteri terbesar juga , jika benar manusia modern telah muncul pada masa-masa itu, berarti itu jauh dari perkiraan para ahli yang menyebutkan kemunculan manusia modern sekitar 30.000 thn silam.

Apa mungkin orang-orang ini datang dari masa depan dengan mesin waktu ya?Apa mungkin cara penghitungan karbonnya yang salah? Bagaimana menurut pendapat teman-teman tentang masalah ini?

Tambahan :
Bagi teman-teman yg belum tahu maksud dari penanggalan potasium argon dan penanggalan radio karbon,berikut penjelasannya :

Penanggalan radio karbon adl cara menghitung sisa2 dari sesuatu yang hidup berdasarkan kandungan karbon mereka.Ini cukup akurat untuk menghitung usia peninggalan hingga 50.000 tahun lalu

Penanggalan Potasium Argon adl cara menghitung usia batu tempat relik itu ditemukan melalui kandungan potasium dan argon mereka.Sisa manusia di Afrika ditandai dengan cara ini.

Hollow Earth

Posted: December 12, 2011 in places, SAINS

Desas desus mengenai bumi yang berlubang pada salah satu porosnya yang dianggap pintu menuju ke dalam inti bumi dan diperkirakan ada kehidupan lain sekaligus pintu rahasia antar dimensi banyak bertebaran di wilayah komunitas tertentu, dan di mulut mereka yang senang akan cerita misteri dunia yang erat keterkaitannya dengan wilayah konspirasi dengan tujuan yang tidak jelas dan sebagian lagi memanfaatkan untuk remah hiburan dan bisnis, memang tidak akan pernah habis untuk bicara komunitas dunia dengan pikiran fantasinya.

 

Salah satu yang akan kita coba bahas dalam kesempatan kali ini, adalah tentang Bumi yang dikatakan memiliki lubang atau di dunia barat terkenal dengan sebutan HOLLOW EARTH, beberapa perkiraan orang menyatakan bahwa nun jauh di lubang terbut terdapat basis kehidupan lain atau paling mudah kehidupan dimana Alien berada, sekaligus basis dari pangkalan UFO (Unidentified flying Object) atau juga Dunia lain yang memang hidup sejak jutaan tahun lampau dengan peradaban yang tinggi ? mungkin saja hal itu benar.
Sebelum jauh kita membaca kajian di bawah, ada beberapa hal yang coba kutambahkan tentang beberapa istilah dalam artikel dibawah,

Arti North Pole: menjelaskan arah utara yang berada pada posisi akhir dari Poros bumi atau disebut Kutub Utara, yang berada di dalam Lautan Kutub Utara, sekitar 450 mil (725 km) dari utaranya kepulauan Greenland. Kutub utara Bumi ini tidak sama dengan dengan sebutan Kutub utara magnetis yang berada pada titik jangka magnetis, dimana pada awal abad 21 letak kutub utara kira-kira terletak pada koordinat 82°15 N?, 112°30? W, atau dengan Kutub Utara yang geomagnetic, sekitar 79°30? N, 71°30? W. Dalam Ilmu bumi Kutub ditempatkan di suatu titik di kedalaman samudra dengan kedalaman sekitar 13,400 kaki ( 4,080 m) dan tertutup dengan lempengen gunung es yang mengapung, dimana Matahari hanya terbit untuk waktu 6 bulan saja, sedang 6 bulan berikutnya gelap.
“North Pole.” Encyclopædia Britannica. Encyclopædia Britannica 2007 Ultimate Reference Suite . Chicago: Encyclopædia Britannica, 2007.
Sekilas informasi para explorer / petualang yang pernah mencapai daerah Kutub Utara sebagai berikut:
penjelajah Amerika itu Robert E.E. Peary mengklaim mencapai kutub dengan kereta anjing Pada Bulan April 1909, dan penjelajah yang lain Amerika, Richard E.Byrd, yang mengklaim mencapainya dengan pesawat udara di Mei 9, 1926, klaim dari kedua- orang tersebut dipertanyakan.
Tiga hari setelah usaha Byrd, pada bulan Mei tgl 12, satu regu Internasional dari Roald Amundsen, Lincoln Ellsworth, dan Umberto Nobile telah mencapai Kutub Utara, Kapal-kapal yang pertama mengunjungi kutub itu adalah Kapal Amerika. kapal selam nuklir Nautilus (1958) dan Skate (1959 Kapal pemecah es Soviet Arktika adalah kapal permukaan yang pertama tiba disana (1977).
Ekspedisi-ekspedisi terkemuka lain yang ditetapkan telah menjangkau kutub Utara sebagai berikut:
*(1968) menggunakan mobil traktor salju, *Perjalanan melintasi daerah kutub pada tahun 1969: dari Alaska ke Svalbard, menggunakan kereta anjing.
*yang pertama bepergian ke kutub dan kembali tanpa bekal terjadi pada Tahun 1986 dengan kereta anjing.
*ekspedisi yang terakhir seorang wanita untuk pertama kalinya menjangkau kutub, bernama Ann Bancroft dari Amerika.
Richard E.Byrd
Richard E. Byrd in Antarctica, 1947
Beberapa kisah atau cerita tentang timbulnya perkiraan bumi itu memiliki rongga diantaranya :

Kisah Laksamana Muda Richard E.Byrd

Laksamana Muda Richard E.Byrd dari Angkatan laut Amerika Serikat, tidak bisa memahami setiap pengertian dari Teori Ilmu Bumi yang menyatakan bahwa bumi adalah suatu lapisan yang padat, dengan suatu inti yang berapi, dan diatas terdapat 2 kutub, yaitu Kutub Utara dan Kutub selatan yang merupakan titik yang tetap. Jika seperti kasus Admiral Byrd, yang melakukan terbang di antartika sejauh 1700 mil hingga 2300 mil berturut-turut ke seberang Utara dan Kutub selatan, dengan udara yang sangat dingin karena es dan salju di sisi lain, Dia mengenal cukup baik wilayah itu, sehingga timbullah 2 pernyataan diatas dari dirinya, untuk menggambarkan perasaannya saat dia terbang melintasi kedua kutub tersebut.
“That enchanted Continent in the Sky, Land of Everlasting Mystery! “

“I’d like to see that land beyond the (North) Pole. That area beyond the Pole is the Center of the Great Unknown:”
Selama penerbangan Ke Kutub Utara sejauh 1,700 mil hingga di luar dari Kutub itu sendiri, ia memberi laporan melalui radio bahwa ia melihat dari atas pesawat yang dikemudikannya, bahwasannya pemandangan dibawah bukanlah es dan salju, tetapi dia melihat daratan berupa bidang-bidang yang terdiri dari pegunungan, hutan-hutan, tumbuh-tumbuhan hijau, danau-danau dan sungai-sungai, dan di dalam belantara itu, dia melihat suatu binatang yang asing yang serupa seperti mamooth yang terdapat di daerah es yang beku, yang disebut Antartika.
Dengan jelas ia telah memasuki suatu daerah yang lebih hangat dibanding wilayah yang terdampar di tengah es yang meluas dari arah Kutuh menuju Siberia. Jika Byrd tidak pernah melewati daerah ini, Maka tidak akan pernah dia mengatakan”

Sesuatu Yang Besar dan Tidak di kenal – Great Unknown “, karena dia telah terbang ke seberang Kutub Utara menuju sisi lain dari wilayah Kutub tersebut.

Satu-satunya cara bahwa kita dapat memahami pernyataan Byrd diatas adalah, jika kita membuang konsep yang lama perihal pembentukan bumi dan meramu untuk
menjadikannya sesuatu yang baru, menurut ekstrimitas-ekstrimitas, Kutub Utara dan Antartika bentuknya bukanlah cembung melainkan cekung, dan Byrd masuk ke wilayah cekungan-ecekungan kutub tersebut ketika ia melampaui Pole (poros akhir).

Dengan kata lain, ia tidak bepergian ke seberang Pole itu menuju sisi yang lain, tetapi Ia masuk ke dalam cekungan atau tekanan kutub, (akan kita bicarakan lebih lanjut kemudian dalam artikel ini) yang terbuka bagian dalamnya atau rongga bumi.

Diatas adalah salah satu cerita yang mungkin saja benar dan mungkin saja sebaliknya, cerita atau kisah diatas ada dikarenakan terkait dengan Laksamana Muda Richard E.Byrd dari Angkatan Laut Amerika pada perjalananya terbang menyusuri Poros dari wilayah kutub Utara dan sekitarnya. Perjalanan ini dikaitkan dengan adanya penemuan suatu bagian bumi yang berogga dan dalam kurun waktu berkembang banyak orang memperkirakan sebagai pintu akses untuk menuju inti bumi dari situ cerita semakin berkembang dengan imaginasi si pencerita satu ke pencerita lain, termasuk berkembang dari pembaca yang satu ke pembaca yang lain.

Jadi ingat kisah Jules Verne semasa kecil, beberapa judul fiction seperti, De la Terre à la Lune (1865; From the Earth to the Moon, 1873), Vingt mille lieues sous les mers (1870; Twenty Thousand Leagues Under the Sea, 1873), and L’ÃŽle mystérieuse (1874; The Mysterious Island, 1875), “Around the World in Eighty
Days� atau “Le Tour du monde en quatre-vingt jours. dan paling menarik The Voyages continued with Le Voyage au centre de la Terre (1864; A Journey to the Centre of the Earth, 1872)

Jika kita pernah membaca cerita atau kisah hasil suguhan si Jules Verne, saya yakin kita semua terasa seakan terbang menuju dimensi lain yang penuh dengan kehidupan yang belum pernah terasakan dan terbayangkan, benar-benar membuat terpukau dan timbul keinginan untuk menyertai ceritanya menuju ke berbagai misteri alam dan dunia….sungguh memang itu yang kurasakan pada masanya dahulu, sungguh kenangan indah dikepalaku.

Salah satu buku paling terkenal tentang bumi yang berongga adalah Perjalanan Jules Verne ke Pusat Bumi (1864; A Journey to the Centre of the Earth, 1872) The Voyages continued with Le Voyage au centre de la Terre.

Buku menggambarkan sepertiga teori dari bumi yang dalam buku tersebut digambarkan, bahwa pintu atau jalan lintasan dari permukaan menjurus kepada gua bawah tanah yang sangat besar, di mana disana hidup jenis tumbuh-tumbuhan dengan subur.

Di dalam buku tersebut digambarkan tiga ilmuwan turun dari satu gunung api di Islandia yang sudah non-aktip, dimana mereka bertiga berusaha untuk menemukan suatu jalur ke pusat Bumi. Dan mereka menemukan satu laut bawah tanah yang di diami makhluk-makhluk prasejarah termasuk plesiosaurs.

Terdapat Kehidupan Makhluk lain di perut bumi

Teori yang paling “ngeyel” (bertingkah perspektif saat ini) yang mengatakan Bumi memiliki cekungan adalah adalah Teori Edmund Halley 1692. Edmund Halley adalah ahli falak (astronomer) atau perbintangan berasal dari Inggris yang dengan tepat menghitung kedatangan komet Halley dengan perhitungan secara matematis (nama komet tersebut diabadikan atas namanya). Salah satu teori yang dikemukakan adanya rongga atau lubang pada cekungan bumi yang berada pada lapisan kedua dan disana terdapat suatu kehidupan lain. Dan dalam akhir kesimpulannya, Halley menetapkan bahwasanya Bumi terdiri dari 4 lapisan yang saling mendekap satu sama lain.

Berangkat dari teori Halley tersebut diatas, pada abad 18 terdapat beberapa ilmuwan yang memuntir dasar teori tersebut diantaranya Leonhard Euler [born April 15, 1707, Basel, Switz. died Sept. 18, 1783, St. Petersburg, Russia] dia menggantikan teori Halley tentang sphere atau bidang lapisan bumi yang dikatakan di dalamnya terdapat suatu lubang tunggal dan di dalamnya terdapat sinar matahari seluas 600 miles = 1554 km, dan disana tersedia panas dan penerangan yang diperuntukkan bagi kehidupan makhluk di wilayah tersebut.. Ilmuwan berikutnya Leslie, Sir John, (lahir April 10, 1766, Largo, Fife, Scot. , meninggal Nov. 3, 1832), Coates, dia kemukakan bahwa di dalam lubang tersebut terdapat 2 matahari, yang ke 1: bernama Pluto dan yang ke 2: Proserpine (kalau tidak salah nama itu merujuk pada jaman yunani kuno yaitu anak perempuan dari Dewa Zeus).

sebagai tambahan, terdapat juga teori yang mengemukakan bahwa dalam sekungan atau rongga bumi itulah terdapat basis dan pangkalan UFO.

Diantara para pendukung yang paling bersemangat jika bumi itu berongga atau berlubang adalah JOHN SYMMES orang Amerika ex-petugas tentara dan pedagang. John percaya bahwa rongga bumi di utara dan kutub selatan merupakan pintu masuk, dengan lebar 4.000 dan 6.000 mil, berurutan. Symmes mempersembahkan banyak dalam hidupnya untuk melakukan banyak hal guna mendukung teorinya sambil mengumpulkan uang untuk mendukung satu ekspedisi ke Kutub Utara dengan tujuan penjelajahan
bagian dalam bumi.

Ia tidak pernah sukses, hingga akhir kematiannya, salah satu satu para pengikutnya, seorang editor surat kabar bernama Yeremia Reynolds, membantu untuk mempengaruhi pemerintah Amerika mengirimkan satu ekspedisi ke Antartika tahun 1838. Sementara para penjelajah-penjelajah tersebut tidak menemukan lubang di sana.

Dari beberapa contoh kisah diatas, pada akhirnya timbul teori-teori susulandan jadilah semua itu menjadi gambar fantastis spt berikut ini:

Perang Nuklir Zaman Prasejarah?

Posted: December 12, 2011 in History / myth, SAINS

Epos Mahabarata mengisahkan konflik hebat keturunan Pandu dan Dritarasta dalam memperbutkan takhta kerajaan.Menurut sumber yang saya dapat,epos ini ditulis pada tahun 1500 SM,dan menurut perkiraan, perang tsb meletus sekitar 5000 tahun yang lalu.

 

Banyak spekulasi bermunculan dari peristiwa ini,diantaranya ada sebuah spekulasi baru dengan berani menyebutkan bahwa perang Mahabarata adalah semacam perang NUKLIR!!

Tapi, benarkah demikian yang terjadi sebenarnya?Mungkinkah jauh sebelum era modern seperti masa kita ini ada sebuah peradaban maju yang telah menguasai teknologi nuklir?

Masa sebelum 4000 SM dianggap sebagai masa pra sejarah dan peradaban Sumeria dianggap peradaban tertua didunia. Akan selama ini terdapat berbagai diskusi, teori dan penyelidikan mengenai kemungkinan bahwa dunia pernah mencapai sebuah peradaban yang maju sebelum tahun 4000 SM.

Teori Atlantis, Lemuria, kini makin diperkuat dengan bukti tertulis seperti percakapan Plato mengenai dialog Solon dan pendeta Mesir kuno mengenai Atlantis, naskah kuno Hinduisme mengenai Ramayana & Bharatayudha mengenai dinasti Rama kuno, dan bukti arkeologi mengenai peradaban Monhenjo-Daroo, Easter Island dan Pyramid Mesir maupun Amerika Selatan.

Akhir-akhir ini perhatian saya tertuju terhadap sebuah teori mengenai kemungkinan manusia pernah memasuki zaman nuklir lebih dari 6000 tahun yang lalu. Peradaban Atlantis di barat, dan dinasti Rama di Timur diperkirakan berkembang dan mengalami masa keemasan antara tahun 30000 SM hingga 15000 SM.

Atlantis memiliki wilayah mulai dari Mediteranian hingga Pegunungan Andes di seberang Samudra Atlantis sedangkan Dinasti Rama berkuasa di bagian Utara India-Pakistan-Tibet hingga Asia Tengah. Peninggalan Prasasti di Indus, Mohenjo Daroo dan Easter Island (Pasifik Selatan) hingga kini belum bisa diterjemahkan dan para ahli memperkirakan peradaban itu berasal jauh lebih tua dari peradaban tertua yang selama ini diyakini manusia (4000 BC). Beberapa naskah Wedha dan Jain yang antara lain mengenai Ramayana dan Mahabharata ternyata memuat bukti historis maupun gambaran teknologi dari Dinasti Rama yang diyakini pernah mengalami zaman keemasan dengan tujuh kota utamanya ‘Seven Rishi City’ yg salah satunya adalah Mohenjo Daroo (Pakistan Utara).

Dalam suatu cuplikan cerita dalam Epos Mahabarata dikisahkan bahwa Arjuna dengan gagah berani duduk dalam Weimana (sebuah benda mirip pesawat terbang) dan mendarat di tengah air, lalu meluncurkan Gendewa, semacam senjata yang mirip rudal/roket yang dapat menimbulkan sekaligus melepaskan nyala api yang gencar di atas wilayah musuh, lalu dalam sekejap bumi bergetar hebat,asap tebal membumbung tinggi diatas cakrawala,dalam detik itu juga akibat kekuatan ledakan yang ditimbulkan dengan segera menghancurkan dan menghanguskan semua apa saja yang ada disitu.

Yang membuat orang tidak habis pikir , sebenarnya senjata semacam apakah yang dilepaskan Arjuna dengan Weimana-nya itu? Dari hasil riset dan penelitian yang dilakukan ditepian sungai Gangga di India, para arkeolog menemukan banyak sekali sisa-sisa puing-puing yang telah menjadi batu hangus di atas hulu sungai.

Batu yang besar-besar pada reruntuhan ini dilekatkan jadi satu, permukaannya menonjol dan cekung tidak merata. Jika ingin melebur bebatuan tersebut, dibutuhkan suhu paling rendah 1.800 C. Bara api yang biasa tidak mampu mencapai suhu seperti ini, hanya pada ledakan nuklir baru bisa mencapai suhu yang demikian.

Di dalam hutan primitif di pedalaman India, orang-orang juga menemukan lebih banyak reruntuhan batu hangus. Tembok kota yang runtuh dikristalisasi, licin seperti kaca, lapisan luar perabot rumah tangga yang terbuat dari batuan didalam bangunan juga telah dikacalisasi. Selain di India, Babilon kuno, gurun sahara, dan guru Gobi di Mongolia juga telah ditemukan reruntuhan perang nuklir prasejarah. Batu kaca pada reruntuhan semuanya sama persis dengan batu kaca pada kawasan percobaan nuklir saat ini.

Dari berbagai sumber yang saya pelajari, secara umum dapat digambarkan berbagai macam teori dan penelitian mengenai subyek ini memberikan beberapa bahan kajian yang menarik.

Antara lain adalah:

Atlantis dan Dinasti Rama pernah mengalami masa keemasan (Golden Age) pada saat yang bersamaan (30000-15000 BC). Keduanya sudah menguasai teknologi nuklir. Keduanya memiliki teknologi dirgantara dan aeronautika yang canggih hingga memiliki pesawat berkemampuan dan berbentuk seperti UFO (berdasarkan beberapa catatan) yang disebut Vimana (Rama) dan Valakri (Atlantis).

Penduduk Atlantis memiliki sifat agresif dan dipimpin oleh para pendeta (enlighten priests), sesuai naskah Plato. Dinasti Rama memiliki tujuh kota besar (Seven Rishi’s City) dengan ibukota Ayodhya dimana salah satu kota yang berhasil ditemukan adalah Mohenjo-Daroo. Persaingan dari kedua peradaban tersebut mencapai puncaknya dengan menggunakan senjata nuklir.

Para ahli menemukan bahwa pada puing-puing maupun sisa-sisa tengkorak manusia yang ditemukan di Mohenjo-Daroo mengandung residu radio-aktif yang hanya bisa dihasilkan lewat ledakan Thermonuklir skala besar. Dalam sebuah seloka mengenai Mahabharata, diceritakan dengan kiasan sebuah senjata penghancur massal yang akibatnya mirip sekali dengan senjata nuklir masa kini.

Beberapa Seloka dalam kitab Wedha dan Jain secara eksplisit dan lengkap menggambarkan bentuk dari ‘wahana terbang’ yang disebut ‘Vimana’ yang ciri-cirinya mirip piring terbang masa kini. Sebagian besar bukti tertulis justru berada di India dalam bentuk naskah sastra, sedangkan bukti fisik justru berada di belahan dunia barat yaitu Piramid di Mesir dan Amerika Selatan.

Singkatnya segala penyelidikan diatas berusaha menyatakan bahwa umat manusia pernah maju dalam peradaban Atlantis dan Rama. Bahkan jauh sebelum 4000SM manusia pernah memasuki abad antariksa dan teknologi nuklir. Akan tetapi zaman keemasan tersebut berakhir akibat perang nuklir yang dahsyat hingga pada masa sesudahnya, manusia sempat kembali ke zaman primitif hingga munculnya peradaban Sumeria sekitar 4000 SM atau 6000 tahun yang lalu.

tahun 1972 silam, ada sebuah penemuan luar biasa yang barangkali bisa semakin memperkuat dugaan bahwa memang benar peradaban masa silam telah mengalami era Nuklir yaitu penemuan tambang Reaktor Nuklir berusia dua miliyar tahun di Oklo, Republik Gabon.

Reaktor Nuklir Berusia 2 Miliyar Tahun di Oklo, Republik Gabon

Pada tahun 1972, ada sebuah perusahaan (Perancis) yang mengimpor biji mineral uranium dari Oklo di Republik Gabon, Afrika untuk diolah. Mereka terkejut dengan penemuannya, karena biji uranium impor tersebut ternyata sudah pernah diolah dan dimanfaatkan sebelumnya serta kandungan uraniumnya dengan limbah reaktor nuklir hampir sama. Penemuan ini berhasil memikat para ilmuwan yang datang ke Oklo untuk suatu penelitian, dari hasil riset menunjukkan adanya sebuah reaktor nuklir berskala besar pada masa prasejarah, dengan kapasitas kurang lebih 500 ton biji uranium di enam wilayah, diduga dapat menghasilkan tenaga sebesar 100 ribu watt. Tambang reaktor nuklir tersebut terpelihara dengan baik, dengan lay-out yang masuk akal, dan telah beroperasi selama 500 ribu tahun lamanya.

Yang membuat orang lebih tercengang lagi ialah bahwa limbah penambangan reaktor nuklir yang dibatasi itu, tidak tersebarluas di dalam areal 40 meter di sekitar pertambangan. Kalau ditinjau dari teknik penataan reaksi nuklir yang ada, maka teknik penataan tambang reaktor itu jauh lebih hebat dari sekarang, yang sangat membuat malu ilmuwan sekarang ialah saat kita sedang pusing dalam menangani masalah limbah nuklir, manusia zaman prasejarah sudah tahu cara memanfaatkan topografi alami untuk menyimpan limbah nuklir! Tambang uranium di Oklo itu kira-kira dibangun dua miliar tahun, setelah adanya bukti data geologi, dan tidak lama setelah menjadi pertambangan maka dibangunlah sebuah reaktor nuklir ini. Mensikapi hasil riset ini maka para ilmuwan mengakui bahwa inilah sebuah reaktor nuklir kuno, yang telah mengubah buku pelajaran selama ini, serta memberikan pelajaran kepada kita tentang cara menangani limbah nuklir.

Sekaligus membuat ilmuwan mau tak mau harus mempelajari dengan serius kemungkinan eksistensi peradaban prasejarah itu, dengan kata lain bahwa reaktor nuklir ini merupakan produk masa peradaban umat manusia. Seperti diketahui, penguasaan teknologi atom oleh umat manusia baru dilakukan dalam kurun waktu beberapa puluh tahun saja, dengan adanya penemuan ini sekaligus menerangkan bahwa pada dua miliar tahun yang lampau sudah ada sebuah teknologi yang peradabannya melebihi kita sekarang ini, serta mengerti betul akan cara penggunaannya. Hal yang patut membuat orang termenung dalam-dalam ialah bahwa mengapa manusia zaman prasejarah yang memiliki sebuah teknologi maju tidak bisa mewariskan teknologinya, malah hilang tanpa sebab, yang tersisa hanya setumpuk jejak saja. Lalu bagaimana kita menyikapi atas penemuan ini? Permulaan sebelum dua miliar tahun hingga satu juta tahun dari peradaban manusia sekarang ini terdapat peradaban manusia. Dalam masa-masa yang sangat lama ini terdapat berapa banyak peradaban yang demikian ini menuju ke binasaan? Jika kita abaikan terhadap semua peninggalan-peninggalan peradaban prasejarah ini, sudah barang tentu tidak akan mempelajarinya secara mendalam, apalagi menelusuri bahwa mengapa sampai tidak ada kesinambungannya, lebih-lebih untuk mengetahui penyebab dari musnahnya sebuah peradaban itu. Dan apakah perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi kita sekarang akan mengulang seperti peradaban beberapa kali sebelumnya? Betulkah penemuan ini, serta mengapa penemuan-penemuan peradaban prasejarah ini dengan teknologi manusia masa kini
begitu mirip? Semua masalah ini patut kita renungkan dalam-dalam.

Black Hole

Posted: December 12, 2011 in History / myth, places, SAINS

Dengan Gaya gravitasinya yang sangat spektakuler lubang hitam adalah monster kosmis tersendiri. Jurang ketiadaan ini bahkan melenyapkan cahaya. Lubang hitam (black hole) sering dihubungkan dengan hilangnya benda-benda kosmis bahkan wahana udara sekalipun, seperti pernah disinggung dalam rubrik ini berkaitan dengan hilangnya banyak pesawat di Segitiga Bermuda dan Samudera Atlantik Utara.

 

Pro dan kontra pendapat mengenai hal ini memang tak pernah surut. Cerita seputar Segitiga Bermuda pun sepertinya tetap misterius, dan menjadi bahan tulisan yang tidak ada habis-habisnya.

Dalam bahasan fenomena kali ini, baiklah kita tinjau sedikit apa sebenarnya lubang hitam atau yang disebut para ilmuwan sebagai singularitas dari bintang redup yang mengalami keruntuhan gravitasi (gravitational collapse) sempurna ini.


Bila ditelusuri istilah lubang hitam, sebenarnya belum lah lama populer. Dua kata ini pertama kali diangkat oleh fisikawan AS bernama John Archibald Wheeler pada tahun 1968. Wheeler memberi nama demikian karena singularitas ini tak bisa dilihat. Mengapa demikian? Penyebabnya tidak lain karena cahaya tak bisa lepas dari kungkungan gravitasi singularitas yang maha dahsyat ini. Daerah di sekitar singularitas atau lazimnya disebut sebagai Horizon Peristiwa (radiusnya dihitung dengan rumus jari-jari Schwarzschild R = 2GM/C2 dimana G = 6,67 x 10-11 Nm2kg-2, M = kg massa lubang hitam, C = cepat rambat cahaya) menjadi gelap. Itulah sebabnya, wilayah ini disebut sebagai lubang hitam.

Dengan tidak bisa lepasnya cahaya, serta merta sekilas kita bisa membayangkan sendiri kira-kira seberapa besar gaya gravitasi dari lubang hitam. Untuk mulai menghitungnya, ingatlah bahwa cepat rambat cahaya di alam mencapai 300 juta meter per detik. Masya Allah. Lalu, apalah jadinya bila benar sebuah wahana buatan manusia tersedot ke dalam lubang hitam? Dalam hitungan sepersejuta detik saja, tentunya dapat dipastikan wahana tersebut sudah remuk menjadi bubur.

Lebih dua ratus tahun silam, atau tepatnya pada tahun 1783. pemikiran akan adanya monster kosmis bersifat melenyapkan benda lainnya ini sebenarnya pernah dilontarkan oleh seorang pendeta bernama John Mitchell. Mitchell yang kala itu mencermati teori gravitasi Isaac Newton (1643-1727) berpendapat, bila bumi punya suatu kecepatan lepas dari Bumi 11 km per detik (sebuah benda yang dilemparkan tegak lurus ke atas baru akan terlepas dari pengaruh gravitasi bumi setelah melewati kecepatan ini), tentu ada planet atau bintang lain yang punya gravitasi lebih besar. Mitchell malah memperkirakan di kosmis terdapat suatu bintang dengan massa 500 kali matahari yang mampu mencegah lepasnya cahaya dari permukaannya sendiri.

Lalu, bagaimana sebenarnya lubang hitam tercipta? Menurut teori evolusi bintang (lahir, berkembang, dan matinya bintang), buyut dari lubang hitam adalah sebuah bintang biru. Bintang biru merupakan julukan bagi deret kelompok bintang yang massanya lebih besar dari 1,4 kali massa matahari. Disebutkan para ahli fisika kosmis, ketika pembakaran hidrogen di bintang biru mulai usai (kira-kira memakan waktu 10 juta tahun), ia akan berkontraksi dan memuai menjadi bintang maha raksasa biru. Selanjutnya, ia akan mendingin menjadi bintang maha raksasa merah. Dalam fase inilah, akibat tarikan gravitasinya sendiri, bintang maha raksasa merah mengalami keruntuhan gravitasi menghasilkan ledakan dahsyat atau biasa disebut sebagai Supernova.

Supernova ditandai dengan peningkatan kecerahan cahaya hingga miliaran kali cahaya bintang biasa kemudian melahirkan dua kelas bintang, yakni bintang netron dan lubang hitam. Bintang netron (disebut juga Pulsar atau bintang denyut) terjadi bila massa bintang runtuh lebih besar dari 1,4 kali, tapi lebih kecil dari tiga kali massa matahari. Sementara lubang hitam mempunyai massa bintang runtuh lebih dari tiga kali massa matahari. Materi pembentuk lubang hitam kemudian mengalami pengerutan yang tidak dapat mencegah apapun darinya. Bintang menjadi sangat mampat sampai menjadi suatu titik massa yang kerapatannya tidak terhingga, yang disebut singularitas tadi.

Di dalam kaidah fisika, besaran gaya gravitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak atau dirumuskan F µ 1/r2. Dari formula inilah kita bisa memahami mengapa lubang hitam mempunyai gaya gravitasi yang maha dahsyat. Dengan nilai r yang makin kecil atau mendekati nol, gaya gravitasi akan menjadi tak hingga besarnya.

Para ilmuwan menghitung, seandainya benda bermassa seperti bumi kita ini akan menjadi lubang hitam, agar gravitasinya mampu mencegah cahaya keluar, maka benda itu harus dimampatkan menjadi bola berjari-jari 1 cm! (Allahu Akbar, hanya Tuhan lah yang bisa melakukannya).

Cakram gas

Dengan sifatnya yang tidak bisa dilihat, pertanyaan kemudian adalah bagaimana mendeteksi adanya suatu lubang hitam? Kesempatan yang paling baik untuk mendeteksinya, diakui para ahli, adalah bila ia merupakan bintang ganda (dua bintang yang berevolusi dan saling mengelilingi). Lubang hitam akan menyedot semua materi dan gas-gas hasil ledakan termonuklir bintang di sekitarnya. Dari gesekan internal, gas-gas yang tersedot itu akan menjadi sangat panas (hingga 2 juta derajat!) dan memancarkan sinar-X. Dari sinar-X inilah para ahli memulai langkah untuk menjejak lubang hitam.

Pada 12 Desember 1970, AS meluncurkan satelit astronomi kecil (Small Astronomical Satellite SAS) pendeteksi sinar-X di kosmis bernama Uhuru dari lepas pantai Kenya. Dari hasil pengamatannya didapatkan bahwa sebuah bintang maha raksasa biru, yakni HDE226868 yang terletak dalam konstelasi Cygnus (8.000 tahun cahaya dari bumi) mempunyai pasangan bintang Cygnus X-1, yang tidak dapat dideteksi secara langsung.

Cygnus X-1 menampakkan orbitnya berupa gas-gas hasil ledakan termonuklir HDE226868 yang bergerak membentuk sebuah cakram. Cygnus X-1 diperhitungkan berukuran lebih kecil dari Bumi, tapi memiliki massa enam kali lebih besar dari massa matahari. Bintang redup ini telah diyakini para ilmuwan sebagai lubang hitam. Selain Cygnus X-1, Uhuru juga mendapatkan sumber sinar-X kosmis, yakni Cygnus X-3 dalam konstelasi Centaurus dan Lupus X-1 dalam konstelasi bintang Lupus. Dua yang disebut terakhir belum dipastikan sebagai lubang hitam, termasuk 339 sumber sinar-X lainnya yang dideteksi selama 2,5 tahun masa operasi Uhuru.

Eksplorasi sumber sinar-X di kosmis masih dilanjutkan oleh satelit HEAO (High Energy Astronomical Observatory) atau Einstein Observatory tahun 1978. Satelit ini menemukan bintang ganda yang lain dalam konstelasi Circinus, yakni Circinus X-1 serta V861 Scorpii dan GX339-4 dalam konstelasi bintang Scorpius.

Tahun 1999, dengan biaya 2,8 milyar dollar, AS masih meluncurkan teleskop Chandra, guna menyingkap misteri lubang hitam. The Chandra X-ray Observatory sepanjang 45 kaki milik NASA ini telah berhasil membuat ratusan gambar resolusi tinggi dan menangkap adanya lompatan-lompatan sinar-X dari pusat galaksi Bima Sakti berjarak 24.000 tahun cahaya dari Bumi. Mencengangkan, karena bila memang benar demikian (lompatan sinar-X itu) menunjukkan adanya sebuah lubang hitam di jantung Bima Sakti, maka teori Albert Einstein kembali benar. Ia menyatakan, bahwa di jantung setiap galaksi terdapat lubang hitam!

“Dugaan semacam itu sungguh sangat dekat dengan kenyataan,” kata Frederick Baganoff yang memimpin penelitian, September 2001, kepada Reuters di Washington. Para ilmuwan pun mulai melebarkan pencarian terhadap putaran gas di sekitar tepi-tepi jurang ketiadaan ini, layaknya mencari pusaran air.
Pencarian lubang hitam dan kebenaran teori-teori yang mendukungnya memang masih terus dilakukan para ahli, seiring makin majunya teknologi dan ilmu pengetahuan. Pertanyaan kemudian, bila lubang hitam bertebaran di kosmis, apakah nanti pada saat kiamat, monster ini pula yang akan melenyapkan benda-benda jagat raya?

Super Earth

Posted: December 12, 2011 in places, SAINS

Planet baru mirip Bumi ini sering dipanggil “Super Earth” oleh para Astronom Berita rada basi nih…tapi top! Para Astronom di Garcing, Jerman, tgl 25 April Kemaren mengumumkan kesuksesan mereka menemukan sebuah Planet yang memiliki kemiripan ma Bumi di luar sistem Tata Surya Matahari.

Planet tsb mengorbit pada Bintang yang disebut Gliese 581. Suhu planet ini diperkirakan “friendly” banget sama kita-kita para makluk hidup,yaitu 0 hingga 40 derajat celcius.

Menurut para Astronom,dengan suhu segitu, kemungkinan disana memiliki sumber air di permukaannya,tentunya air dalam bentuk cair,mengingat suhu planet tsb temperaturnya tidak kurang dari titik beku air dan sangat jauh dari titik didih air. Letak-nya sendiri yang terpantau dari Telskop ESO 3,6m di Chilie, berjarak sekitar kurang lebih 20,5 tahun cahaya dari sistem tata surya kita,jauh amat ya…

  • Orbit: 13 hari
  • Suhu: 0 – 40 derajat Celcius
  • Jarak: 20,5 tahun cahaya
  • Gugus bintang: Libra

Ukuran Planet yang belum diberi nama tsb lebih besar 1,5 kali bumi dan diperkirakan permukaannya terdiri dari bebatuan,sama kaya Bumi. Untuk mengetahui ada tanda-tanda kehidupan atau tidak di planet itu,para Ilmuan kini telah menempatkan teleskop khusus untuk memantaunya. Uniknya dari planet baru ini adalah masa orbitnya terhadap bintang Gliese 581,yaitu hanya membutuhkan waktu 13 hari,artinya satu tahun di planet itu sama dengan 13 hari di Bumi!!!cepetnya…

Gliese 581, jauh lebih dingin dan redup dari Matahari
Gliese 581 yang berhasil diidentifikasi oleh fasilitas European Southern Observatory di La Silla, di padang pasir Atacama,mempunyai ukuran lebih kecil dari Matahari,lebih dingin, dan tidak memiliki cahaya sehebat matahari. Paling tidak ada 3 planet loh yang berputar mengelilingi Gliese 581, yang pertama ya planet yang mirip bumi tadi, yang kedua palenet yang besarnnya sekitar 15 kali massa bumi, an yang ketiga lebih besar 8 kali dari bumi dan jararaknya paling jauh dari Gliese 581.

Tentunya dari penemuan ini, para Ilmuan menaruh banyak harapan sama tu planet. Katanya bisa buat tempat tinggal cadangan bagi manusia jika bumi udah mulai ngambek! weqs, tapi masalahnya naik apa kesana? cahaya aja yang cepetnya minta ampun butuhin waktu 20,5 tahun untuk sampai kesana (perhitungannya dari sistem tata surya kita loh)